Selasa, 22 April 2014

Mereka Bisa kitapun juga harus BISA...Siap!!!

Ada seorang tukang batu yang iri dengan tetangganya. Mengapa? Sudah tentu karena tetangganya ini lebih kaya raya dan tercukupi semua kebutuhannya. Bahkan sangat melimpah ruah. Si tukang batu iri karena sudah setiap hari dirinya membanting tulang namun penghasilannya hanya cukup untuk menafkahi keluarganya yang berjumlah lima orang.
Begitu juga dengan si kaya. Dia iri dengan tetangganya si tukang batu. Kelihatannya aneh ya? Si kaya iri dengan si miskin. Bagaimana bisa terjadi? Usut punya usut, ternyata hal itu terjadi setiap kerja bakti. Si kaya yang tidak terbiasa bekerja kasar dan keras dengan ototnya itu selalu saja mengeluh setiap kali pulang kerja bakti.
Bagaimana ceritanya? Singkatnya dalam kerja bakti tersebut yang diutamakan adalah partisipasi masyarakat. Jadi tidak boleh mewakilkan atau mengganti dengan uang. Si kaya heran mengapa si tukang batu tetangganya dapat bekerja dengan cepat, hebat dan sepertinya sudah kebal dengan nyeri dan terik matahari. Berbeda dengannya yang harus sempoyongan karena memang tidak terbiasa melakukan aktifitasnya.
Bagaimana NLP memandang fenomena ini? Ternyata ada salah satu prinsip NLP yang cocok untuk kisah ini. Prinsip NLP apa itu? Tentu saja prinsip NLP ini, “Jika orang lain bisa, kita juga pasti bisa!”. Sebenarnya yang membuat kita gagal melakukan sesuatu yang dilakukan oleh orang lain bukan karena kita memang tidak bisa, melainkan pikiran kita sendiri yang membatasinya.
Apa alasannya? Karena setiap pengalaman itu mempunyai pola dan struktur. Artinya, jika strukturnya ada maka orang lain pun juga dapat mempelajari dan melakukannya. Hanya saja ada faktor lain yang juga ikut mengambil bagian. Misalnya saja motivasi, minat, semangat, ketekunan, kesabaran, keuletan, dsb.
Setelah prinsip NLP yang satu ini diaplikasikan dalam kehidupan, kita dapat langsung melihat perbedaannya. Ternyata masalah gagal dan sukses bisa saja hanya berasal dari masalah keyakinan yang sederhana ini. Artinya, si tukang batu bisa saja sukses seperti si kaya jika ia juga mau melakukan apa saja yang dilakukan si kaya. Begitu juga sebaliknya dengan si kaya, jika dia mau membiasakan dirinya seperti si miskin, maka dia juga akan mempunyai kemampuan kebal terik matahari, nyeri otot dan letih.
Masalahnya, apakah mereka mau melakukannya? Apakah kita juga mau melakukannya? Perubahan adalah kuncinya.

0 komentar:

Posting Komentar